Perbedaan Coaching, Counseling, dan Mentoring yang Harus Anda Pahami

Jangan bingung dengan ragam istilah coaching, counseling dan mentoring. Kenali kebutuhan Anda agar mendapat hasil optimal.

Banyak orang masih sulit membedakan coaching, counseling dan mentoring. Meski istilah-istilah ini sudah sering digunakan, namun konsep dan peran masing-masing masih simpang siur. 

Coaching, berdasarkan konsep pemahaman dari  ICF (International Coach Federation), adalah “orang yang menghantar pada tujuan”. 

Artinya, seorang coach adalah partner Anda untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Karena itu, sebelum sesi coaching dimulai, seorang coach dan coachee (klien) harus sepakat dulu tentang agenda/tujuan yang ingin dicapai. 

Misalnya, perubahan karir, pertumbuhan bisnis, pengembangan diri dan lain sebagainya. 

Tujuan yang hendak dicapai merupakan tanggung jawab klien, sementara coach bertugas menjadi partner sepanjang proses mencapai tujuan. 

Lalu, apa bedanya coaching dengan counseling

Coaching berfokus terhadap masa depan (move forward)

Counseling (konseling) berfokus pada pemulihan atas persoalan di masa lalu (move on)

Sesi coaching menekankan kepada gol yang hendak dituju. Sifatnya juga lebih umum dan terbuka seperti karir, percintaan, bisnis, pengembangan diri dan lain sebagainya. 

Sementara konseling menekankan kepada pemulihan masa lalu yang selama ini membuat seseorang terjebak di suatu kondisi, sehingga ia sulit mencapai tujuan hidupnya. 

Konseling, biasanya ada di ranah pribadi dan bersifat privasi seperti kecanduan alkohol, menjadi korban pelecehan seksual, kecanduan pornografi, tak mampu mengontrol emosi dan lain sebagainya. 

Lantas, bagaimana dengan mentoring? 

Mentoring adalah proses belajar kepada seseorang yang dianggap lebih ahli dan berpengalaman dalam bidang tertentu. 

Misalnya, Anda yang ingin menjadi pengusaha sukses bisa mencari mentor bisnis. 

Atau Anda ingin ahli dalam dunia marketing, maka wajib belajar dari seseorang yang sukses di bidangnya, dan memiliki banyak pengalaman. 

Dengan begitu, Anda akan mendapatkan insight, serta panduan mencapai tujuan. 

Berbeda dengan mentor, seorang coach tidak harus ahli dalam bidang tersebut. 

Contoh jika Anda ingin membuka bisnis kuliner tapi belum yakin dengan langkah-langkah membuka bisnis, maka Anda bisa datang kepada seorang coach

Coach akan membantu Anda melalui teknik-teknik pertanyaan yang menggali kemampuan Anda sebagai solusi bagi kebutuhan Anda. 

Setelah bisnis berjalan, dan Anda ingin memiliki panutan di bidang yang sama dengan pengalaman jatuh bangun serupa, maka itulah saatnya Anda perlu mencari mentor di bidang tersebut. 

Sampai sini, jelas ya bedanya?

Saat pelaksanaannya, memang terdapat irisan antara teknik coaching, konseling, dan mentoring.

Namun yang membedakan ialah agenda sejak awal, apakah ingin sukses berbisnis, atau ingin pulih dari ketergantungan obat-obat terlarang? 

Kapan seseorang membutuhkan sesi coaching/counseling?

Tentu saja ini akan kembali pada apa yang Anda butuhkan saat ini. 

Apakah ada yang ingin Anda capai dalam hidup?

Atau, apakah ada hal-hal di masa lalu yang menahan Anda untuk maju? 

Setiap orang di dunia membutuhkan orang lain untuk mendengarkan. 

Apapun yang Anda butuhkan saat ini baik sesi coaching maupun sesi konseling, Anda selalu bisa berbicara dengan saya. 

Ambil sikap hari ini agar Anda dapat menjalani kehidupan terbaik Anda. 

Tidak ada kata terlambat untuk memulai.

Ambil kesempatan kedua ini, dan mari berdiskusi dengan saya melalui sesi coaching atau konseling online. 

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp